Permintaan maaf Sutan Bathoegana ini terkait dengan diskusi yang menyenggol mengenai buloggate dan bruneigate beberapa waktu yang lalu. Berita ini dimuat di Republika;
Politikus Partai Demokrat, Sutan Bathoegana, akhirnya meminta maaf kepada keluarga Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
“Secara pribadi saya minta maaf kepada ibu dan keluarga,” kata
Sutan kepada istri Gus Dur, Sinta Nuriyah, saat berkunjung ke kediaman
mantan presiden keempat RI itu di Jakarta, Kamis (29/11).
Kunjungan fungsionaris Partai Demokrat itu terkait polemik pernyataan Sutan
daIam sebuah diskusi di DPR. DaIam diskusi tersebut, Sutan menyatakan,
Gus Dur lengser sebagai presiden keempat Iantaran terjerat kasus
ko-rupsi Buloggate dan Bruneigate. Pernyataan Sutan meletupkan amarah dan emosi warga NahdIatul Ulama (NU) dan “Gusdurian”.
Sutan sowan ke Ciganjur didampingi Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Johny Allen Marbun. Saat tiba, rombongan Sutan disambut putri Gus Dur, Yenny Wahid.
Setelah masuk ke daIam ru-mah, Shinta Nuriyah pun menyambut Anas,
Sutan, dan Johnny Allen. Sutan Iangsung mendekati Shinta yang
menggunakan baju abaya putih bercorak biru dengan kerudung putih. Seusai
Sutan menyampaikan maaf, Anas dan Johnny Allen ikut mendekat dan juga
menyatakan permintaan maaf. Selain Yenny, Shinta didampingi putri bungsu
Gus Dur, Ina-yah Wahid.
DaIam pertemuan, Shinta memberikan nasihat kepada Sutan tentang kasus
tersebut, tidak mudah berkata-kata tanpa fakta. Selain itu, Shinta juga
mengingat-kan Sutan untuk tidak mudah ter-sulut emosi dan tipis telinga.
“KaIau sudah emosi, ada yang nggak-nggak keluar,” ujamya.
Atas permohonan maaf Sutan, Shinta menyampaikan, keluarga Gus Dur sudah
memaafkan Sutan sebelum Ketua Komisi VII DPR tersebut meminta maaf.
Sutan berharap, permohonan maaf tersebut mampu meredakan emosi kaum Nahdliyin.
SemuIa, Sutan membantah telah menghina Gus Dur. Informasi yang diterima
media, tidak semuanya benar. “Tapi untuk rhen-dear-kan, supaya semua
selesai tidak ada fitnah, ma-kanya saya minta maaf.”
Sehari sebelumnya, Sutan masih enggan meminta maaf Iantaran dia tidak
merasa melakukan penghinaan kepada guru bangsa itu. Namun, setelah
berkonsultasi dengan DPP Demokrat, Sutan memutuskan untuk meminta maaf.
“Kata sudah luruskan dibiIang fitnah, saya sudah jujur dibiIang bohong,
diam juga dibiIang sombong. Makanya saya konsultasi dulu dengan DPP,”
ujamya.
Sutan menegaskan, sebagai umat beragama dan juga termasuk keluarga
besar NU, dia berharap permohonan maaf dapat meredakan ketegangan antara
NU dengan Demokrat. Akibat berita tersebut, kata Sutan, ada pengurus
Demokrat di Cirebon dikejar-
kejar warga.
“Ke depan kita hati-hati. ApaIagi, sebagai publik figur, ngomong saIah sedikit jadi gejoIak.” Anas menegaskan, permohonan maaf bukan diIatarbeIakangi motif politik menjeIang 2014. Sutan dan Demokrat murni menyampaikan maaf bukan karena khawatir kehiIangan suara NU pada pemilu mendatang.
Yenny Wahid menyatakan, permintaan maaf Sutan menjadi momen untuk
meluruskan sejarah ayahnya saat menjadi presiden RI pada 1999-2001.
Yenny menjelaskan, Gus Dur diturunkan bukan karena kasus korupsi,
melainkan akibat kemarahan DPR yang tidak diajak konsultasi saat
mengganti kapolri.
Politikus Demokrat, Ruhut Sitompul meniIai, permintaan maaf Anas yang
disampaikan kepada media dipicu terjadinya serangan kaum Nahdliyin
kepada Sutan.