Pasar Seni dan Kerajinan Yogyakarta (PSKY)
XT Square yang telah selesai dibangun sejak 2010 lalu, kini telah
menghabiskan dana Rp 100 juta lebih untuk perawatan. Bahkan, Pemerintah
Kota (Pemkot) Yogyakarta mengusulkan penambahan biaya perawatan sebesar
Rp 75 juta dalam APBD Perubahan 2012.
Dana perawatan tersebut belum termasuk anggaran untuk kebersihan serta pengamanan. Sesuai Rencana Umum Pengadaan (RUP) 2012, anggaran kebersihan XT Square
dalam 6 bulan terakhir sebanyak Rp 36 juta “Memang kami tahun ini mulai
menganggarkan untuk biaya perawatan. Dari Rp 100 juta, akan kami tambah
lagi RP 75 juta. Karena, bangunan yang sudah 2 tahun berdiri itu pasti
butuh ada perbaikan,” ungkap Kepa-la Dinas Bangunan Gedung dan Aset
Daerah (DBGAD) Kota Yogyakarta, Hari Setya Wacana saat dikonfirmasi,
Minggu (29/7).
Hari menambahkan, perawatan bangunan seluas 18.166
meter persegi tersebut meliputi pengecatan serta pembenahan berbagai
fasilitas. Khusus untuk penambahan dana dalam APBD Perubahan nanti akan
digunakan untuk perbaikan lantai
konblok. “Nanti kita lihat apakah ada yang perlu dibetulkan lagi.
Bangunan yang sudah berdiri dan belum dipakai memang harus rutin dirawat
supaya tidak ada penyusutan,” ungkapnya.
Anggota Pansus Raperda Penyertaan Modal XT Square, Rifki Listianto menilai, payung hukum
yang belum siap membuat pasar seni dan kuliner ini tersendat.
Menurutnya, di kalangan dewan saat ini masih terjadi dinamika yang cukup
panjang. Khususnya menyangkut opsi penghapusan aset kemudian disertakan
sebagai modal bagi pengelola atau tidak.
Dinamika yang berkepanjangan tersebut, lanjut Rifki, seharusnya bisa
segera diakhiri jika ada langkah progresif dari Pemkot. Mengingat,
ni-lai aset tanah dan bangunan di eks 'Iterminal Umbulharjo ini cukup
besar mencapai Rp 113,6 miliar.
“Jika semakin lama tidak ada jalan tengah, ya akan mangkrak terus.
Bangunan yang dibangun dengan dana miliaran, belum digunakan namun sudah
dilakukan perawatan itu namanya pemborosan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Rifki berharap XT Square bisa segera dioperasionalkan. Pemkot juga harus melakukan ko-munikasi pro aktif guna memaparkan desain anggaran yang telah direncanakan saat membangun XT Square. Sehingga berbagai friksi di internal dewan bisa diselesaikan.
Sementara Wakil Walikota Yogyakarta, Imam Priyono sebelumnya menyatakan, pi-haknya menargetkan maksi-mal pada akhir tahun ini XT Square sudah bisa beroperasi. Sesuai grand desain pembangunan, XT Square bertujuan untuk membangkitkan ekonomi Yogyakarta sektor selatan. Artikel tentang Anggaran XT Square ini dimuat di KR.