Makin banyaknya tayangan kekerasan melalui media televisi, baik dengan berita kriminal, sinetron yang tidak mendidik, serta film-film anak yang tidak sesuai dengan kehidupan nyata, dianggap telah memberi dampak negatif ke pemirsanya. Pada kenyataannya, televisi telah menjadi media dengan sejumlah fungsi, seperti informasi hiburan pada saat jenuh, dan edukasi yang dapat memperluas wawasan akan segala hal dalam dunia nyata ini.
Salah satu organisasi kemahasiswaan yang tergabung dalam Ikatan
Mahasiswa llmu Komunikasi Indonesia (IMIKI) Cabang Yogyakarta, saat
memperingati “Hari Melek Media Nasional," pada hari Minggu (29 Juli
2012) memberi imbauan dan sosialisasi serta aksi teaterikal kepada
masyarakat dan pengunjung di sepanjang jalan Malioboro Yogyakarta,
mengenai bahaya dan dampak negatif menonton TV.
Mutia Ulfa selaku Ketua IMIKI cabang Yogyakarta didampingi Irfan
Prabowo sebagai koordinator kegiatan, mengatakan “ Sudah saatnya
masyarakat Indonesia harus pintar dalam memilih tayangan televisi yang
bermanfaat dan bermutu untuk kehidupannya, serta menolak keras
acara-acara televisi yang mengandung konsumerisme, kekerasan (fisik /
psikis / bahasa), kemalasan dan sebagainya”.
Tak hanya kegiatan imbauan, sosialisasi dan aksi teaterikal saja, sore harinya organisasi ini membagikan makanan berbuka puasa ke pengunjung dan masyarakat di kawasan 0 km Malioboro, dan melakukan buka bersama.
Diharapkan, dengan adanya kegiatan seperti ini masyarakat Indonesia
bisa menempatkan dan memilih tayangan yang seharusnya layak ditonton,
serta dapat menjadi generasi yang melek media. KR memuat artikel tentang bahaya dan dampak negatif menonton TV ini.