Pengertian projotamansari terkait dengan slogan dari kabupaten Bantul.
Bagi yang belum mengentahui, projotamansari adalah sebuah akronim atau
singkatan yang bisa berbunyi. Untuk mengentahui lebih jauh mengenai pengertian projotamansari ini, kita bisa menyimak salah satu opini yang pernah dimuat di Kedaulatan Rakyat.
Mendorong Bantul (Semakin) Projotamansari
Perlu dihidupkan kembali dalam ingatan sosial, Pemkab Bantul sudah
merumuskan acuan untuk mengoptimalkan pelaksanaan pembangunan,
memotivasi dan mengerahkan seluruh potensi masyarakat di seantero
Kabupaten Bantul melalui slogan gerakan pembangunan Bantul Projotamansari.
Sesanti atau slogan tersebut merupakan gerakan dari, oleh dan untuk masyarakat Bantul dengan kekuatan sendiri yang notabene merupakan kristalisasi nilai budaya masyarakat Bantul.
Termuat dua kata kunci yang sangat penting, yakni pembangunan dan
kebudayaan masyarakat Bantul yang multietnik, multikultural dan
sekaligus multireligius dalam ikatan sosial berdasar falsafah kenegaraan
dan Pancasila serta semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Ditinjau dari sudut pemerintah
yang sedang mendorong pembangunan melalui inovasi daerah, Menristek
pada pembukaan hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-16 tahun 2011
menyatakan perlunya kesadaran urgensi peran teknologi dalam memicu dan
memacu pertumbuhan ekonomi yang kini menjadi kecenderungan global.
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) 2011-2025 juga menetapkan pengembangan SDM dan Iptek sebagai
salah satu dari tiga strategi
utama. Menurut Menristek, teknologi dan ekonomi tak lagi dapat
dipisahkan, harus bersifat mutualistik. Dari perspektif ekonomi, telah
lama dikenal pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based
economy), sedang-kan dari perspektif teknologi telah lama didorong untuk
mewujudkan Sistem Inovasi Nasional (SINas) yang bermakna. Dalam
perspektif Menristek, fokus kebijakan Pembangunan Iptek diarahkan untuk
penguatan SINas guna meningkatkan kontribusi Iptek terhadap pembangunan
nasional.
Sistem Inovasi Daerah (SIDA) menciptakan ruang bagi para pengembang
teknologi di daerah dan pelaku usaha agar bisa berkolaborasi dengan baik
untuk mengembangkan produk-produk unggulan daerah yang berbasis
teknologi. Pertanyaannya, apakah masyarakat Bantul sudah atau sedang menuju ke arah sejahtera melalui konsep pembangunan yang ada saat ini?
Berdasarkan perspektif kebudayaan, pembangunan dilihat justru merupakan
proses pembudayaan manusia, yang setidaknya dapat dilihat melalui empat
aspek yang saling berkait, yaitu anthropos, oikos, tekne dan ethnos.
Anthropos maknanya, manusia secara individual merupakan faktor sentral
dalam pembangunan nasional. Dalam perspektif oikos, terdapat hubungan
struktural antara manusia dengan lingkungan. Sedangkan, tekne melihat
peran penting peralat-an/teknologi yang digunakan dalam pembangunan.
Ethnos melihat arti penting komunitas sebagai ruang interaksi
pribadi-pribadi dalam proses pembangunan. Keempat aspek tersebut
merupakan satu kesatuan yang seharusnya bersifat. harmonis.
Pembangunan yang tidak terkait pembudayaan lingkungan dalam
pelaksanaannya akan mengorbankan kelestarian lingkungan yang bisa
menimbulkan berbagai dampak
dalam bentuk kerusakan lingkungan dan tata ruang yang ego-logis.
Pembangunan sebagai unsur kebudayaan merupakan hasil interaksi manusia.
Manusia (anthropos) menempati peranan sentral dalam pembangunan, sebagai
makhluk hidup
yang mampu mengolah lingkungan. Mengutip pernyataan Liek Wilardjo
(2012) tempat manusia menjadi manusiawi adalah universum kosmis
(lingkungan hidup atau oikos).
Berbagai tantangan masa depan Kabupaten Bantul, serta bangsa dan negara
Indonesia membutuhkan peranan teknologi yang manusiawi. Untuk maksud
itu teknologi tidak boleh dilepaskan dari kebudayaan. Kiranya jelas,
teknologi dan kebudayaan bukan dua unsur yang berdiri sendiri dalam
kehidupan masyarakat dan perilakunya, melainkan merupakan bagian
integral dalam peradaban manusia. Konsep teknologi yang ditawarkan pada
masa kini yaitu se-laras dengan hal-hal yang dapat diperbarui lagi,
teknologi yang cocok, daur ulang, pemakaian ulang, melindungi dan
memulihkan ekosistem.
Bantul yang memiliki hasil sektor pertanian tinggi jika merujuk
pernyataan Tucker, Mary Evelyn et.al (ed), 1994 memerlukan teknologi
pertanian polikultur dan permakultur, pertanian-pertanian komunitas dan
keluarga, serta memelihara keanekaragaman hayati secara genetik. Aspek
Oikos dalam konteks pembangunan juga dapat dilihat misalnya dalam
pemetaan ruang (zoning) agar masyarakat merasa nya-man dan aman, teratur
yang dapat dirasakan seluruh lapisan sosial masyarakat (Liek Wilardjo,
2012).
Berpijak dari empat aspek kebudayaan tersebut serta kondisi masyarakat
Bantul yang majemuk, menuntut sikap menghindari megalomania atau uebers
Alles in dem Land serta diperlukan upaya membangun ‘infrastruktur sains’
yang kuat terlebih dahulu sambil mengembangkan kemampuan Iptek secara
bertahap namun mantap. Akhir kata, Selamat HUT ke-181 Kabupaten Bantul! ? - s
*) Dr Amos Setiadi, Program Pascasarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta.