Harga Kopi yang akan dibahas di sini adalah mengenai harga kopi pasca panen.
Panen Raya, Harga Kopi Anjlok
Masa panen raya yang bertepatan dengan memasuki awal puasa, harga kopi robusta di tingkat petani
di Kabupaten Temanggung, turun. Petani tidak bisa berbuat banyak selain
berharap ada ke-naikkan harga karena tidak bisa menentukan harga. Harga
kopi gelondong basah jenis robusta semula Rp 5.000 perkilogram menjadi Rp 4.000 perkilogram.
Petani Dusun Pageijurang, Dcsa Jamusan Kecamatan Jumo Temanggung, Mismin, Kamis (19/7) mengatakan, turunnya harga kopi karena melimpahnya komoditas. Turunnya harga kopi itu juga terjadi pada kopi kering, dari Rp 20.000 perkilogram menjadi Rp 18.000 perkilogram. “Harga kopi turun dalam dua pekan terakhir. Kemungkinan harga kopi akan terus merosot,” katanya.
Disampaikan, setiap memasuki panen raya dipastikan harga kopi turun.
Sehingga tidak hanya terjadi di tahun ini saja. Kondisi tersebut
merugikan petani. Dia mengemukakan, memiliki lahan tanaman kopi seluas
satu hektare dan biasanya menghasilkan empat hingga enam ton kopi basah.
Musim ini, kemungkinan produksinya lebih banyak karena bisa berbuah
maksimal.
Petani yang lain, Sumanto, menuturkan, turunnya harga selain panen raya kemungkinan ada permainan harga di tingkat pedagang.
“Mekanisme pasar yang menentukan harga, posisi petani lemah untuk menentukan harga, pembeli atau pedagang mencari kopi yang lebih murah,” katanya.
Sementara Setyo, petani kopi arabika Desa Tlahap Kecamatan Kledung mengatakan, harga kopi arabika gelondong basah juga turun, dari Rp 6.000 perkilogram menjadi Rp 4.500.
“Petani tidak bisa berbuat apa-apa selain menjual dengan harga yang ditetapkan pedagang atau pengepul,” katanya.
Petani berharap harga kopi bisa naik sehingga petani
tidak dirugikan, terlebih harga pemeliharaan tanaman meningkat serta
kebutuhan petani dalam bulan Ramadan juga meningkat. Artikel mengenai harga kopi ini dimuat di Kedaulatan Rakyat.