Nilai Ekspor Meningkat 100 Persen
Sektor ekonomi di Bantul memegang peranan penting bagi warga. Salah satu prestasi mencolok di Bantul yakni peningkatan nilai ekspor terhitung sejak tahun 2008 yang senilai 20.548,23 US Dollar, pada 2011 ini meningkat drastis menjadi 41.058,27 US Dollar.
Peningkatan ini lantaran Bantul sebagai kabupaten
industri berhasil menjalankan program-program untuk pencapaian target
yang diingin-kan. Dari 922.000 jumlah penduduk Bantul secara
keseluruhan, 398.000 penduduk merupakan tenaga kerja pada industri mulai kecil, menengah hingga a tas. Hal inilah yang mendorong industri dan ekspor mendominasi dalam pertumbuhan ekonomi di Bantul.
Dalam wawancara
dengan KR, Rabu (18/7), Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi (Disperindagkop) Bantul, Sulistyanto MPd mengatakan jika
dilihat dari eksportir di Bantul yang telah
tersertifikasi, pada akhir 2011 sebanyak 12 orang. Namun hingga
pertengahan 2012 ini bertambah menjadi 16 orang. Bantul sebagai
kabupaten industri juga terlihat dari perkembangan Industri Kecil Menengah (IKM) yang mengalami peningkatan baik unit usaha, tenaga kerja, nilai produksi serta nilai investasi.
Berdasarkan data, dari 2007 Bantul memiliki 17.911 unit usaha, 79,904
tenaga kerja, dengan Rp 643.627 juta nilai produksi dan Rp 349.813juta
nilai investasi. Namun pada 2011 meningkat menjadi 18.158 unit usaha,
81.805 tenaga kerja, Rp 488.715,8 juta nilai produksi dan Rp 509.266,780 juta nilai investasi.
"Saat ini yang kita unggulkan adalah industri kerajinan kulit terutama tatah sungging. Meski demikian kerajinan
lain seperti dari kayu, ge-rabah, batik, mebel dan sebagainya
permintaannya tetap tinggi. Bantul punya tiga sentra kerajinan kulit
yakni Manding Sabdodadi, Gendeng Bangunjiwo dan Pucung Wu-kirsan. Tbtal
unit usaha sebanyak 207 unit," ulas Sulis-tyanto. Pasar terbesar yakni Eropa, Jepang, Korea, negara Timur Tfengah dan Australia.
Keberhasilan Bantul di sektor perekonomian lain yakni keberanian
Disperindagkop menganggarkan suntikan dana bagi 43 koperasi di Bantul.
Sulistyanto mengatakan, dana hibah
yang diberikan pada 34 koperasi ini total sebanyak Rp 250 juta. Dari 34
koperasi ini masing-masing akan mendapatkan dana berbeda-beda se-suai
dengan proposal yang di-ajukan yakni antara Rp 5 juta hingga 75 juta.
Adapun jenis koperasi yang diberikan suntikan dana
beragam seperti koperasi usaha bersama, koperasi simpan pinjam, koperasi
serba usaha hingga BMT. "Koperasi penerima hibah melalui tahap seleksi
dengan berbagai persyaratan mutlak seperti berbadan hukum minimal tiga
tahun, koperasi harus dalam kondisi sehat dan sebagainya,"
ujamya-(Rahajeng Pramesi)