Noken adalah tas tradisional orang-orang dari beragam suku di Papua Barat.
Tas ini terbuat dari benang berbahan baku kayu berbentuk seperti
jaring-jaring. Noken merupakan tas yang multifungsi. Jenis barang bawaan
akan sangat bergantung dengan ukuran noken. Bisa dipakai untuk membawa kayu bakar, belanjaan, bahkan hasil panen.
Cara pemakaiannya unik. Biasanya noken digantungkan di kening, leher,
kepala atau bisa juga diselempangkan di pundak. Bila bawaan banyak, ada
juga yang menggantungkan dalam lebih dari satu noken. Caranya, noken
diletakkan di punggung, disusun secara bertingkat sehingga tidak
bertumpuk.
Bahan yang digunakan adalah berbagai jenis kulit kayu. Kayu yang digunakan sebagai bahan baku juga berbeda-beda.
Noken adalah simbol sumber kesu-buran kandungan
seorang perempuan. Karena itu, hanya kaum perempuanlah yang membuat tas
rajut inti. Seorang perempuan Papua baru bisa menikah bila ia sudah bisa
membuat noken. Bersamaan dengan perkembangan waktu, para perempuan Papua tak banyak lagi yang bisa membuat noken.
Pada 2011 Pemerintah Indonesia mengusulkan melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata agar noken Papua dinominasikan sebagai warisan
budaya tak benda UNESCO. Gara-gara semakin sedikit orang yang bisa
membuat noken, benda ini pun dimasukkan dalam usulan daftar yang
membutuhkan perlindungan mendesak pada tahun itu.
Kini, Noken adalah salah satu cendera mata menarik dari Tanah Papua. Harganya mulai Rp 25 ribu hingga Rp 300 ribu. Artikel mengenai pengertian noken papua ini berasal dari Republika.