Mudik adalah salah satu dari tradisi populer yang sudah mendarah-daging, apalagi sudah meresap sampai ke sumsum tulang, tak bakalan ciut nyali menantang kendala. Hujan-badai, banjir bandang, dan kemacetan, itu sih cemen. Toh yang sudah-sudah, semua itu bakalan reda. Hujan berhenti, banjir menyurut, kemacetan terurai, cepat atau Lambat.
Kalau tekad sudah bulat, tak ada yang sanggup mengalangi. Pokoknya, mudik. Mertua, tante, keponakan, tetangga boleh ikutan nebeng. Barang bawaan yang bisa diangkut, angkut. Berangkat pagi atau malam? Kapan saja. Pokoknya, pulang kampung. Rumah jadi kosong, bodo amat. Wah, emosi!
Gajah naik pesawat, gawat. Kalau sudah pakai “pokoknya-pokoknya”, perjalanan mudik bisa runyam. Paling tidak, kurang nyaman. Kepingin aman, nyaman, dan menyenangkan, jangan lewatkan tulisan “Manajemen Mudik Antirepot” di him. 24, Bukan mau jual kecap, sesuatu yang dimanajemeni dengan baik, diharapkan hasilnya pun akan baik. Kreativitas Anda diperlukan. Itu cuma’ garis besar dari sebuah mudik.