Mesin kendaraan memerlukan jenis bahan bakar yang sesuai dengan desain mesin agar dapat bekerja baik dan menghasilkan kinerja optimal. Jenis bahan bakar tersebut biasanya diwakili nilai oktan (RON). Semakin tinggi RON, harga per liternya pun umumnya lebih tinggi. lapi belum tentu bahwa bahan bakar beroktan tinggi akan menghasilkan tenaga yang lebih tinggi.
Jika kita mencermati spesifikasi kendaraan pada brosur atau bengkel, ditampilkan informasi rasio kompresi (compression ratio/CR), yang adalah perbandingan tekanan volume ruang bakar terhadap jarak langkah piston dari titik bawab ke titik paling atas saat mesin bekerja. Contoh, CR Fortuner atau Avanza 4-cy/ inline, 16-valve, DOHC, VVT-i EFI (electronic fuel injection) dengan displacement (CC) 1.498 atau di atasnya adalah 9.3 :1, maka kita bisa menentukan mesin mobil tersebut
memerlukan bahan bakar bernilai Oktan 92.
Bensin dengan oktan rendah lebih mudah terbakar. Semakin tinggi CR pada mesin artinya membutuhkan bensin beroktan tinggi. Mesin ber-kompresi tinggi membuat bensin cepat terbakar. Yang jadi masalah, ketika bensin terbakar lebih awai sebelum busi memercikkan api. Saat piston naik ke atas melakukan kompresi, bensin menyala mendahului busi, akibatnya piston seperti dipukul keras oleh ledakan ruang bakar tersebut. Kita sering mendengar istilah ngelitik.
Saat terjadi ngelitik, bensin tidak menjadi tenaga yang terpakai. Kerja mesin tidak optimal.
Sementara, bahan bakar beroktan lebih tinggi umumnya dilengkapi aditif, tapi tidak banyak memberi penambahan tenaga. Jadi angka oktan tinggi bukan berarti lebih “bertenaga", karena benefitnya kurang sebanding jika dibanding harganya yang tinggi.
Banyak cara agar bisa menggunakan bensin Premium pada mesin ber-CR tinggi, tanpa mesin mengalami ngelitik antara lain menambahkan octane booster, menggunakan katalis untuk menaikkan nilai oktan, mengubah derajat waktu pengapian ke posisi yang lebih lambat, menggunakan aplikasi watehinjection, dan lain-lain. K,
Prasetyo Edy
Tanggapan
Sebetulnya mesin-mesin yang baru lebih cocok memakai Pertamax atau bahkan Pertamax Plus. Tetapi, karena kurangnya pengetahuan tentang pemilihan bahan bakar, ditambah ulah salesman yang mengatakan bisa memakai Premium supaya terjadi transaksi penjualan kendaraan, masih banyak yang memilih Premium karena mengira bisa berhemat. | Kompas 8 September 2011