Meskipun bulan Ramadan baru memasuki pertengahan, akan tetapi nuansa
Lebaran sudah mulai tampak dengan ramainya pengunjung di beberapa pasar traditional maupun berbagai pusat perbelanjaan. Berbagai kebutuhan Lebaran
seperti bingkisan (parsel), pakaian dan sebagainya sudah mulai
dibanjiri oleh para konsumen. Pusat-pusat perbelanjaan modern pun sudah
mulai menawarkan berbagai strategi
untuk menarik minat konsumen dengan mengintensifkan berbagai kegiatan
promosi, pemotongan harga dan sebagainya. Tidak hanya di sektor
perdagangan, di sektor jasa seperti bengkel otomotif, rental mobil,
penitipan motor/mobil pun akan banyak dikunjungi oleh konsumen menjelang
hari H Lebaran.
Perlahan tapi pasti, maraknya pusat perbelanjaan modern dan jaringan
waralabanya telah mengikis keuntungan yang diterima oleh pelaku Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Fenomena seperti ini
sebenarnya sudah dirasakan dalam beberapa tahun terakhir ini.
Berkembangnya jaringan waralaba yang tidak terkendali berkaitan erat
dengan semakin terpinggirkannya,produk-produk UMKM. Meskipun demikian, belum ada langkah inovatif yang dibuat oleh pemerintah
dalam merespons hal tersebut. Berbagai event dengan tujuan
mengoptimalkan potensi UMKM di bulan Ramadan memang sudah banyak
dilakukan pemerintah, seperti kegiatan operasi harga pasar, pelaksanaan
pameran rakyat dengan menggelar produk UMKM dan sebagainya. Namun
demikian, kegiatan-kegiatan tersebut terkasan hanya sekadar rutinitas
dan kurang banyak membantu sektor UMKM dalam menghadapi
ancaman semakin terdesaknya ruang gerak pelaku UMKM. Pembuatan parsel
yang berisi produk-produk UMKM sebenarnya sudah dirintis, akan tetapi
masih sangat parsial dan belum menjadi gerakan nasional.
Bertitik tolak dari masalah tersebut, maka perlu ada sebuah langkah inovatif agar momentum Lebaran dan Ramadan ini memberikan keuntungan optimal bagi pelaku UMKM.
Pemerintah perlu menggarap secara lebih seri-us ‘pasar rakyat’ atau ‘pasar kaget’ yang banyak bermunculan di Bulan Ramadan,
event-event pameran jelang Lebaran yang selama ini rutin dilakukan juga
perlu dioptimalkan, baik dari sisi promosi maupun kemasan evennya.
Selama ini, promosi maupun kemasan event dari acara pameran tersebut
cenderung monoton sehingga tidak menarik pengunjung untuk datang.
Potensi lain yang dapat dioptimalkan adalah parsel. Pemberian parsel
yang berisikan produk-produk UMKM harus didorong menjadi gerakan
nasional. Strategi ini paling tidak akan berdampak pada dua hal, yaitu
mendorong pemberdayaan pelaku usaha di sektor UMKM dan peningkatan
kebanggaan masyarakat terhadap produk dalam negeri. Pemberian insentif
sepeti kemudahan perpanjangan izin usaha, bagi pusat-pusat perbelanjaan
modern yang parselnya menampilkan produk-produk UMKM mungkin juga dapat
diterapkan. Harus diakui, posisi pelaku UMKM dalam penyediaan parsel ini
semakin lemah karena semakin banyaknya produk-produk industri besar
yang membanjiri pasaran kuliner di dalam negeri.
Di beberapa negara lain, telah banyak contoh keterkaitan
momentum-momentum ritual dengan pemberdayaan UMKM. Mi-salnya di Amerika
Serikat (AS) dalam momen ritual thaksgiving day maupun Halloween.
Thanksgiving day merupakan perayaan yang digelar saat musim panen pada
akhir Bulan November. Dalam thanksgiving day ini terdapat tradisi makan malam bersama keluarga dan kerabat dengan hidangan utama daging ayam kalkun. Perayaan ini menjadi momen bisnis
yang menguntungkan bagi para peternak ayam kalkun. Sedangkan Halloween
merupakan tradisi perayaan yang dilaksanakan tiap tanggal 31 Oktober
dengan rae-manfatkan labu produk lokal petani. Bagi para pedagang,
Halloween menempati urutan kedua sebagai perayaan yang paling
menguntungkan setelah Natal.
Momentum ritual yang terjadi di AS tersebut sebenarnya dapat menjadi
pelajaran bagi pemerintah untuk mengemas momentum Lebaran dan Ramadan
sebagai momen yang menguntungkan bagi pelaku UMKM. Dana triliunan rupiah
yang beredar di masyarakat pada saat Hari Lebaran harus dioptimalkan
untuk pemberdayaan UMKM. event-event seperti pameran/festival pelaku
UMKM mungkin dapat digelar pada Hari Lebaran di daerah pedesaan sehingga
para pemudik juga akan membelanjakan uangnya untuk membeli
produk-produk UMKM juga. Dengan demikian, Bulan Ramadan dan Lebaran juga
menjadi bulan berkah bagi para pelaku UMKM. ita tentu-nya berharap
bahwa momentum lebaran tahun ini dapat menjadi ‘pesta’ bagi pelaku
eko-nomi rakyat. ? - c.
Artikel dengan judul aseli "Membidik Potensi UMKM Jelang Lebaran" ini ditulis oleh Dr Hempri Suyatna, Dosen Jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) Fisipol UGM. Artikel tentang potensi bisnis lebaran ini sumbernya dari KR.